TUGAS 2
Tema:
Kendala Dalam Mewujudkan Kinerja Bisnis Etis
Pengertian
Etika bisnis
Merupakan
cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan
individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan
dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam
membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan / mitra kerja, pemegang
saham, masyarakat. Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis
yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang
dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan
yang berlaku. Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh
karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk
melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur,
transparan dan sikap yang profesional.
Etika Bisnis Dalam Perusahaan
Sekarang kalangan bisnis sudah memiliki
kesadaran akan pentingnya Etika Bisnis dalam operasi bisnis. Bahkan dalam
perkembangannya Etika Bisnis tidak lagi menjadi beban yang terpaksa harus
dilaksanakan perusahan melainkan sudah menjadi salah satu strategy pengembangan
perusahaan. Karena Tujuan perusahaan dapat didefinisikan sebagai upaya untuk
“memaksimumkan kesejahteraan si pemilik dalam rentang waktu jangka panjang
melalui aktivitas penjualan barang dan/atau jasa. Contoh nyata akan manfaat
etika bisnis sebagai strategy pengembangan perusahaan misalnya Company Social
Responsibility dianggap dapat memberikan keuntungan pada perusahaan dalam
bentuk profitabilitas, kinerja financial yang lebih kokoh, menurunkan resiko
bentrok dengan lingkungan sekitar, meningkatkan reputasi perusahaan, dll.
·
Hubungan antara bisnis dengan
langganan / konsumen
Hubungan
antara bisnis dengan langgananya merupakan hubungan yang paling banyak
dilakukan, oleh karena itu bisnis haruslah menjaga etika pergaulanya secara
baik. Adapun pergaulannya dengan langganan ini dapat disebut disini misalnya
saja :
a. Kemasan yang berbeda-beda membuat konsumen sulit untuk
membedakan atau mengadakan perbandingan harga terhadap produknya.
b. Bungkus atau kemasan membuat konsumen tidak dapat
mengetahui isi didalamnya, sehingga produsen perlu menberikan penjelasan tentang
isi serta kandungan atau zat-zat yang terdapat didalam produk itu.
c. Pemberian servis dan terutama garansi adalah merupakan
tindakan yang sangat etis bagi suatu bisnis. Sangatlah tidak etis suatu bisnis
yang menjual produknya yang ternyata jelek (busuk) atau tak layak dipakai
tetap saja tidak mau mengganti produknya tersebut kepada pembelinya.
·
Hubungan dengan karyawan
Manajer
yang pada umumnya selalu berpandangan untuk memajukan bisnisnya sering kali
harus berurusan dengan etika pergaulan dengan karyawannya. Pergaulan bisnis
dengan karyawan ini meliputi beberapa hal yakni : Penarikan (recruitment),
Latihan (training), Promosi atau kenaikan pangkat, Tranfer, demosi
(penurunan pangkat) maupun lay-off atau pemecatan / PHK (pemutusan hubungan
kerja). Didalam menarik tenaga kerja haruslah dijaga adanya penerimaan yang
jujur sesuai dengan hasil seleksi yang telah dijalankan. Sering kali terjadi
hasil seleksi tidak diperhatikan akan tetapi yang diterima adalah peserta atau
calon yang berasal dari anggota keluarga sendiri.
·
Hubungan antar bisnis
Hubungan
ini merupakan hubungan antara perusahaan yang satu dengan perusahan yang lain.
Hal ini bisa terjadi hubungan antara perusahaan dengan para pesaing, grosir,
pengecer, agen tunggal maupun distributor. Dalam kegiatan sehari-hari tentang
hubungan tersebut sering terjadi benturan-benturan kepentingan antar kedunya.
Dalam hubungan itu tidak jarang dituntut adanya etika pergaulan bisnis yang
baik.
·
Hubungan dengan Investor
Perusahaan
yang berbentuk Perseroan Terbatas dan terutama yang akan atau telah “go publik”
harus menjaga pemberian informasi yang baik dan jujur dari bisnisnya kepada
para insvestor atau calon investornya. Informasi yang tidak jujur akan
menjerumuskan para investor untuk mengambil keputusan investasi yang keliru.
Dalam hal ini perlu mandapat perhatian yang serius karena dewasa ini di
Indonesia sedang mengalami lonjakan kegiatan pasar modal. Banyak permintaan
dari para pengusaha yang ingin menjadi emiten yang akan menjual sahamnya kepada
masyarakat. Dipihak lain masyarakat sendiri juga sangat berkeinginan untuk
menanamkan uangnya dalam bentuk pembelian saham ataupun surat-surat berharga
yang lain yang diemisi oleh perusahaan di pasar modal. Oleh karena itu
masyarakat calon pemodal yang ingin membeli saham haruslah diberi informasi
secara lengkap dan benar terhadap prospek perusahan yang go public tersebut.
Jangan sampai terjadi adanya manipulasi atau penipuan terhadap informasi
terhadap hal ini.
·
Hubungan dengan
Lembaga-Lembaga Keuangan
Hubungan
dengan lembaga-lembaga keuangan terutama pajak pada umumnya merupakan hubungan
pergaulan yang bersifat finansial. Hubungan ini merupakan hubungan yang
berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan. Laporan finansial tersebut
haruslah disusun secara baik dan benar sehingga tidak terjadi kecendrungan
kearah penggelapan pajak atau sebagianya. Keadaan tersebut merupakan etika
pergaulan bisnis yang tidak baik.
Manfaat Tercapainya Tujuan Etika Bisnis Bagi
Perusahaan
Etika bisnis bagi perusahaan ini,menyangkut
kebijakan etis perusahaan berhubungan dengan kesulitan yang bisa timbul
(mungkin pernah timbul dimasa lalu), seperti konflik kepentingan, hubungan
dengan pesaing dan pemasok, menerima hadiah,sumbangan dan sebagainya. Latar belakang
pembuatan etika bisnis adalah sebagai cara ampuh untuk melembagakan etika dalam
struktur dan kegiatan perusahaan. Bila Perusahaan memiliki etika
sendiri,mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan perusahaan yang tidak
memilikinya.
Manfaat Etika Bisnis bagi Perusahaan :
1.
Dapat meningkatkan kredibilitas suatu
perusahaan, karena etika telah dijadikan sebagai corporate culture. Hal ini
terutama penting bagi perusahaan besar yang karyawannya tidak semuanya saling
mengenal satu sama lainnya. Dengan adanya etika bisnis, secara intern semua
karyawan terikat dengan standard etis yang sama, sehingga akan mefigambil
kebijakan/keputusan yang sama terhadap kasus sejenis yang timbul.
2.
Dapat membantu menghilangkan grey area
(kawasan kelabu) dibidang etika. (penerimaan komisi, penggunaan tenaga kerja
anak, kewajiban perusahaan dalam melindungi lingkungan hidup).
3.
Menjelaskan
bagaimana perusahaan menilai tanggung jawab sosialnya.
4.
Menyediakan bagi perusahaan dan dunia bisnis
pada umumnya, kemungkinan untuk mengatur diri sendiri (self regulation).
5.
Bagi perusahaan yang telah go publik dapat
memperoleh manfaat berupa meningkatnya kepercayaan para investor. Selain itu
karena adanya kenaikan harga saham, maka dapat menarik minat para investor
untuk membeli saham perusahaan tersebut.
6.
Dapat meningkatkan daya saing (competitive
advantage) perusahaan.
7.
Membangun corporate image / citra positif ,
serta dalam jangka panjang dapat menjaga kelangsungan hidup perusahaan
(sustainable company).
Etika bisnis perusahan memiliki peran yang
sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki
dsaya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai yang
tinggi,diperlukan suatu landasan yang kokoh. Biasanya dimulai dari perencanaan
strategis, organisasi yang baik, system prosedur yang transparan didukung oleh
budaya perusahaan yang handal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara
konsisten dan konsekuen.
Karena itu, tindakan perusahaan berasal dari
pilihan dan tindakan individu manusia, indivdu-individulah yang harus dipandang
sebagai penjaga utama kewajiban moral dan tanggung jawab moral : individu
manusia bertanggung jawab atas apa yang dilakukan perusahaan karena tindakan
perusahaan secara keseluruhan mengalir dari pilihan dan perilaku mereka. Jika
perusahaan bertindak keliru, kekeliruan itu disebabkan oleh pilihan tindakan
yang dilakukan oleh individu dalam perusahaan itu, jika perusahaan bertindak
secara moral, hal itu disebabkan oleh pilihan individu dalam perusahaan
bertindak secara bermoral. Etika bisnis mempunyai prinsip dalam kaitan ini
berhubungan dengan berbagai upaya untuk menggabungkan berbagai nilai-nilai
dasar (basic values) dalam perusahaan, agar berbagai aktivitas yang
dilaksanakan dapat mencapai tujuan.
Secara lebih jelas, mekanismenya berjalan
sebagai berikut.“Memaksimumkan kesejahteraan si pemilik dalam jangka panjang”,
berhubungan dengan dimensi waktu yang relatif panjang serta menyangkut
sustainability. Hal ini membutuhkan adanya “kepercayaan” atau “saling
mempercayai” (trust) dari berbagai pihak yang berhubungan dengan perusahaan
(stakeholders). Kalimat “kesejahteraan pemilik” merupakan derivasi dan
perwujudan dari “hak kepemilikan” (ownership) yang muncul dari adanya
penghargaan (respect) terhadap “kepemilikan pribadi” (property rights).
Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek
etika bisnis akan selalu menguntungkan perusahaan baik untuk jangka panjang
maupun jangka menengah karena :
·
Mampu mengurangi biaya akibat dicegahnya
kemungkinan terjadinya friksi, baik intern perusahaan maupun dengan eksternal.
·
Mampu meningkatkan motivasi pekerja.
·
Melindungi prinsip kebebasan berniaga.
·
Mampu meningkatkan keunggulan bersaing.
Tidak bisa dipungkiri, tindakan yang tidak
etis yang dilakukan oleh perusahaan akan memancing tindakan balasan dari
konsumen dan masyarakat dan akan sangat kontra produktif, misalnya melalui
gerakan pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi dan lain sebagainya.
Hal ini akan dapat menurunkan nilai penjualan maupun nilai perusahaan.
Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi
nilai-nilai etika bisnis, pada umumnya termasuk perusahaan yang memiliki
peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula, terutama apabila perusahaan tidak
mentolerir tindakan yang tidak etis, misalnya diskriminasi dalam sistem
remunerasi atau jenjang karier. Perlu dipahami, karyawan yang berkualitas
adalah aset yang paling berharga bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan
harus semaksimal mungkin harus mempertahankan karyawannya. Untuk memudahkan
penerapan etika perusahaan dalam kegiatan sehari-hari maka nilai-nilai yang
terkandung dalam etika bisnis harus dituangkan kedalam manajemen korporasi
yakni dengan cara :
·
Menuangkan etika bisnis dalam suatu kode etik
(code of conduct)
·
Memperkuat sistem pengawasan
·
Menyelenggarakan pelatihan (training) untuk
karyawan secara terus menerus.
Pro Dan
Kontra Etika Dalam Bisnis
Bisnis adalah bisnis. Bisnis jangan
dicampur-adukkan dengan etika. Para pelaku bisnis adalah orang-orang yang
bermoral, tetapi moralitas tersebut hanya berlaku dalam dunia pribadi mereka,
begitu mereka terjun dalam dunia bisnis mereka akan masuk dalam permainan yang
mempunyai kode etik tersendiri. Jika suatu permainan judi mempunyai aturan yang
sah yang diterima, maka aturan itu juga diterima secara etis. Jika suatu
praktik bisnis berlaku begitu umum di mana-mana, lama-lama praktik itu dianggap
semacam norma dan banyak orang yang akan merasa harus menyesuaikan diri dengan
norma itu. Dengan demikian, norma bisnis berbeda dari norma moral masyarakat
pada umumnya, sehingga pertimbangan moral tidak tepat diberlakukan untuk bisnis
dimana “sikap rakus adalah baik”(Ketut Rindjin, 2004:65).
Belakangan pandangan diatas mendapat kritik
yang tajam, terutama dari tokoh etika Amerika Serikat, Richard T.de George. Ia
mengemukakan alasan alasan tentang keniscayaan etika bisnis sebagai berikut.
Pertama, bisnis tidak dapat disamakan dengan
permainan judi. Dalam bisnis memang dituntut keberanian mengambil risiko dan
spekulasi, namun yang dipertaruhkan bukan hanya uang, melainkan juga dimensi
kemanusiaan seperti nama bai kpengusaha, nasib karyawan, termasuk nasib-nasib
orang lain pada umumnya.
Kedua, bisnis adalah bagian yang sangat
penting dari masyarakat dan menyangkut kepentingan semua orang. Oleh karena
itu, praktik bisnis mensyaratkan etika, disamping hukum positif sebagai acuan
standar dlaam pengambilan keputusan dan kegiatan bisnis.
Ketiga, dilihat dari sudut pandang bisnis itu
sendiri, praktik bisnis yang berhasil adalah memperhatikan norma-norma moral
masyarakat, sehingga ia memperoleh kepercayaan dari masyarakat atas produ atau
jasa yang dibuatnya.
Kendala Dalam
Mewujudkan Kinerja Bisnis Etis
Mentalitas
para pelaku bisnis, terutama top management yang secara moral rendah, sehingga
berdampak pada seluruh kinerja Bisnis. Perilaku perusahaan yang etis biasanya
banyak bergantung pada kinerja top management, karena kepatuhan pada aturan itu
berjenjang dari mulai atas ke tingkat bawah. Kendala dalam Mewujudkan Kinerja
Bisnis yang Etis, yaitu :
Pencapaian kinerja
bisnis etis di Indonesia masih berhadapan dengan beberapa masalah dan kendala. Beberapa
kendala tersebut yaitu:
1.
Standar moral para pelaku bisnis pada umumnya
masih lemah.
Banyak di antara
pelaku bisnis yang lebih suka menempuh jalan pintas, bahkan menghalalkan segala
cara untuk memperoleh keuntungan dengan mengabaikan etika bisnis, seperti
memalsukan campuran, timbangan, ukuran, menjual barang yang kadaluwarsa, dan
memanipulasi laporan keuangan.
2.
Banyak perusahaan yang mengalami konflik
kepentingan.
Konflik
kepentingan ini muncul karena adanya ketidaksesuaian antara nilai pribadi yang
dianutnya atau antara peraturan yang berlaku dengan tujuan yang hendak
dicapainya, atau konflik antara nilai pribadi yang dianutnya dengan praktik
bisnis yang dilakukan oleh sebagian besar perusahaan lainnya, atau antara
kepentingan perusahaan dengan kepentingan masyarakat. Orang-orang yang kurang
teguh standar moralnya bisa jadi akan gagal karena mereka mengejar tujuan
dengan mengabaikan peraturan.
3.
Situasi politik dan ekonomi yang belum
stabil.
Hal ini diperkeruh
oleh banyaknya sandiwara politik yang dimainkan oleh para elit politik, yang di
satu sisi membingungkan masyarakat luas dan di sisi lainnya memberi kesempatan
bagi pihak yang mencari dukungan elit politik guna keberhasilan usaha
bisnisnya. Situasi ekonomi yang buruk tidak jarang menimbulkan spekulasi untuk
memanfaatkan peluang guna memperoleh keuntungan tanpa menghiraukan akibatnya.
4.
Lemahnya penegakan hukum.
Banyak orang yang
sudah divonis bersalah di pengadilan bisa bebas berkeliaran dan tetap memangku
jabatannya di pemerintahan. Kondisi ini mempersulit upaya untuk memotivasi
pelaku bisnis menegakkan norma-norma etika.
5.
Belum ada organisasi profesi bisnis dan
manajemen untuk menegakkan kode etik bisnis dan manajemen.