TUGAS 1
Tema: Etika dan Norma dalam
FinansialEtika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.
PERAN & MANFAAT
ETIKA
Seorang
manusia akan menyelaraskan segala tindak dan tingkah laku menurut etika yang
berlaku di lingkup dia bertempat tinggal dan atau bekerja.
Tidak
ada satupun manusia yang dapat hidup sebebas-bebasnya karena manusia hidup
dalam suatu konstelasi tingkahlaku standar, religi, norma, nilai moralitas, dan
hukum yang mengatur bagaimana seseorang harus bertindak dan mengendalikan
semangat kebebasan (freedom) serta tunduk terhadap etika yang disepakati secara
luas.
Standar
moral yang dikenakan atas orang per orang dianggap menghalangi kebebasan
individu (Lukes, 1973). Menurut paham sosialis, kebebasan dianggap sebagai
pemerataan pembagian kekuasaan dan tentunya juga kebebasan. Istilahnya,
kebebasan tanpa kesetaraan adalah serupa dengan penjajahan oleh mereka yang
berkuasa.
Etika
pada dasarnya adalah standar atau moral yang menyangkut benar – salah, baik –
buruk. Dalam kerangka konsep etika bisnis terdapat aturan – aturan moral yang
dibuat untuk dipatuhi guna kelangsungan hidup suatu perusahaan agar dapat
berjalan dengan semestinya sesuai dengan yang telah diharapkan.
Dalam
menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain
adalah:
- Pengendalian diri
Artinya
pelaku-pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu mengendalikan diri mereka
masing-masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun.
Disamping itu, pelaku bisnis sendiri tidak mendapatkan keuntungan dengan jalan
main curang dan menekan pihak lain dan menggunakan keuntungan tersebut walaupun
keuntungan itu merupakan hak bagi pelaku bisnis, tetapi penggunaannya juga
harus memperhatikan kondisi masyarakat sekitarnya. Inilah etika bisnis yang
“etis”.
- Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility)
Pelaku
bisnis di sini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya
bentuk “uang” dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi.
Artinya sebagai contoh kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis untuk
menjual pada tingkat harga yang tinggi sewaktu terjadinya excess demand harus
menjadi perhatian dan kepedulian bagi pelaku bisnis dengan tidak memanfaatkan
kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang berlipat ganda. Jadi, dalam keadaan
excess demand pelaku bisnis harus mampu mengembangkan dan memanifestasikan
sikap tanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya.
- Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi.
Bukan
berarti etika bisnis anti perkembangan informasi dan teknologi, tetapi
informasi dan teknologi itu harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian
bagi golongan yang lemah dan tidak kehilangan budaya yang dimiliki akibat
adanya tranformasi informasi dan teknologi.
- Menciptakan persaingan yang sehat
Persaingan
dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi
persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya, harus terdapat
jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah ke bawah,
sehingga dengan perkembangannya perusahaan besar mampu memberikan spread effect
terhadap perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam menciptakan persaingan perlu
ada kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam dunia bisnis tersebut.
- Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
Dunia
bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi
perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan di masa mendatang. Berdasarkan ini
jelas pelaku bisnis dituntut tidak meng-“ekspoitasi” lingkungan dan keadaan
saat sekarang semaksimal mungkin tanpa mempertimbangkan lingkungan dan keadaan
di masa datang walaupun saat sekarang merupakan kesempatan untuk memperoleh
keuntungan besar.
- Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)
Jika
pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak akan
terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala bentuk
permainan curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang mencemarkan
nama bangsa dan negara.
- Mampu menyatakan yang benar itu benar
Artinya
kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai
contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan “katabelece”
dari “koneksi” serta melakukan “kongkalikong” dengan data yang salah. Juga
jangan memaksakan diri untuk mengadakan “kolusi” serta memberikan “komisi”
kepada pihak yang terkait.
- Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha ke bawah
Untuk
menciptakan kondisi bisnis yang “kondusif” harus ada saling percaya (trust)
antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah agar pengusaha
lemah mampu berkembang bersama dengan pengusaha lainnya yang sudah besar dan
mapan. Yang selama ini kepercayaan itu hanya ada antara pihak golongan kuat,
saat sekarang sudah waktunya memberikan kesempatan kepada pihak menengah untuk
berkembang dan berkiprah dalam dunia bisnis.
- Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
Semua
konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana apabila
setiap orang tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut. Mengapa?
Seandainya semua ketika bisnis telah disepakati, sementara ada “oknum”, baik
pengusaha sendiri maupun pihak yang lain mencoba untuk melakukan “kecurangan”
demi kepentingan pribadi, jelas semua konsep etika bisnis itu akan “gugur” satu
demi satu.
- Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati
Jika
etika ini telah memiliki oleh semua pihak, jelas semua memberikan suatu
ketentraman dan kenyamanan dalam berbisnis
- Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum positif yang berupa peraturan perundang-undangan
Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat.
Tiga
pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :
- Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
- Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
- Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara kelompok.
Faktor-faktor
yang Mendorong Timbulnya Masalah Etika Bisnis
- Mengejar keuntungan dan kepentingan pribadi
- Tekanan persaingan terhadap laba perusahaan
- Pertentangan antara nilai-nilai perusahaan dengan perorangan
ETIKA BISNIS DALAM
BIDANG MANAJEMEN KEUANGAN
Definisi Manajemen
Keuangan
Manajemen
keuangan adalah manajemen yang mengaitkan pemerolehan (acquisition),
pembiayaan/pembelanjaan (financing), dan manajemen aktiva dengan tujuan secara
menyeluruh dari suatu perusahaan. Manajemen terhadap fungsi keuangan adalah
semua kegiatan/aktivitas perusahaan yang bersangkutan dengan usaha mendapatkan
dana yang dibutuhkan oleh perusahaan menggunakan dana tersebut seefisien
mungkin.
Etika manajemen keuangan adalah norma-norma atau
nilai-nilai yang menjadi pedoman perilaku dan tindak-tanduk usahawan serta
pengelolaan organisasi-organisasi perusahaan maupun pemerintahan.
Manajemen
keuangan dalam perkembangannya telah berubah:
a) Dari studi yang bersifat
deskriptif menjadi studi yang meliputi analisis dan teori yang normatif.
b) Dari bidang yang meliputi
penggunaan dana/alokasi dana menjadi manajemen dari aktiva dan penilaian
perusahaan di dalam pasar secara keseluruhan.
c) Dari bidang yang menekankan pada
analisis eksternal perusahaan menjadi bidang yang menekankan pada pengambilan
keputusan di dalam perusahaan.
Pada
dasarnya masalah manajemen keuangan adalah:
“Menyangkut
masalah keseimbangan finansial di dalam perusahaan, yaitu mengadakan
keseimbangan antara aktiva dengan pasiva yang dibutuhkan serta mencari susunan
kualitatif daripada aktiva dan pasiva tersebut dengan sebaik-baiknya.”
a) Pemilihan susunan kualitatif
daripada aktiva akan menentukan “Struktur Kekayaan Perusahaan”. Dengan
mengklasifikasi aktiva produktif akan dapat meningkat kinerja keuangan
perusahaan tersebut, seperti: tanah, modal, dan sebagainya.
b) Pemilihan susunan kualitatif
daripada pasiva akan menentukan “Struktur Finansial” dan “Struktur Modal”
Perusahaan.
Dengan
pemilihan susunan yang tepat komposisi ini akan membantu perusahaan dalam
mengatur neraca maupun cash fine perusahaan dengan baik dalam mencapai profit.
Peranan Manajemen
Keuangan dalam Perusahaan (Peluang Karier dalam Manajemen Keuangan)
Peranan
manajemen keuangan dalam perusahaan adalah sebagai berikut:
- Bertanggung jawab terhadap tiga keputusan pokok manajemen keuangan pemerolehan (acquisition), pembiayaan/pembelanjaan (financing), dan manajemen aktiva secara efisien.
- Meningkatkan pertumbuhan ekonomi, sehingga kesejahteraan masyarakat meningkat.
- Menghadapi tantangan dalam mengelola aktiva secara efisien dalam perubahan yang terjadi pada: persaingan antarperusahaan; perekonomian dunia yang tidak menentu; perubahan teknologi; dan tingkat inflasi dan bunga yang berfluktuasi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai dari saham kepemilikan bisa merupakan indeks yang tepat untuk mengukur tingkat efektifitias perusahaan. Berdasarkan alasan itulah, maka tujuan manajemen keuangan dinyatakan dalam bentuk maksimalisasi nilai saham kepemilikan perusahaan, atau memaksimalisasikan harga saham. Tujuan memaksimumkan harga saham tidak berarti bahwa para manajer harus berupaya mencari kenaikan nilai saham dengan mengorbankan para pemegang obligasi.
Fungsi-fungsi
Manajemen Keuangan
Adapun
fungsi-fungsi dari manajemen keuangan adalah sebagai berikut:
- Fungsi penggunaan dana (allocation of fund)
ü Keputusan
investasi/capital budgeting/investment decision
ü Pembelanjaan
aktif
ü Bagaimana
menggunakan dana secara efisien
ü Alokasi ke
AL & AT (aktiva riil)
- Fungsi mendapatkan dana (raising decision)/obtion of funds
ü Keputusan
pembelanjaan//mancmg decision
ü Pembelanjaan
pasif
ü Bagaimana
memperoleh dana yang paling efisien (murah)
ü Tercermin
di neraca sisi pasiva
Lingkup Manajemen Keuangan
Lingkup manajemen keuangan adalah suatu ruang lingkup
kegiatan perusahaan dalam mengelola keuangan secara optimal dengan sumber daya
keuangan yang terbatas tapi dapat didayagunakan secara efektif dan efisien
dalam mencapai keuntungan yang optimal sesuai dengan tujuan perusahaan.
1.
Pembicaraan tentang
keputusan-keputusan dalam bidang keuangan, yaitu keputusan investasi, keputusan
pembelanjaan dan kebijaksa-naan dividen dengan tujuan memaksimalkan nilai
perusahaan atau kemakmuran pemegang saham.
2.
Pelaksanaan
fungsi-fungsi manajemen keuangan, yaitu penggunaan dana dan memperoleh dana,
lewat keputusan-keputusan investasi, pembelanjaan dan kebijaksanaan dividen
agar nilai perusahaan bisa meningkat.
Keputusan dalam
Manajemen Keuangan
- Keputusan investasi (investment decision)
Keputusan ini meliputi penentuan aktiva riil yang dibutuhkan
untuk dimiliki perusahaan.
- Keputusan pembelanjaan (financing decision)
Keputusan yang berkaitan dengan bagaimana mendapatkan dana
yang akan digunakan untuk memperoleh aktiva riil yang diperlukan.
- Kebijakan dividen (dividend policy)
- Keputusan manajemen aktiva
Keputusan yang berkaitan dengan pengelolaan/penggunaan
aktiva dengan efisien (biasanya lebih memerhatikan manajemen aktiva lancar
(kas, piutang, dan sediaan)
Tujuan Manajemen
Keuangan
Setiap
perusahaan pasti memiliki tujuan dan sasaran yang hendak dicapai, baik jangka
panjang maupun jangka pendek. Perkembangan sasaran/tujuan daripada perusahaan
adalah sebagai berikut.
Tujuan
tradisional, yaitu memaksimalkan laba sudah tidak relevan lagi. Alasan
memaksimalkan laba berarti tidak mempertimbangkan nilai waktu uang, risiko dan
return masa datang tidak dipertimbangkan, serta kebijakan dividen tidak
dipertimbangkan. Memaksimalkan nilai perusahaan/kesejahteraan para pemegang
saham melalui memaksimumkan harga pasar saham perusahaan.
Tujuan
yang lebih tepat/relevan adalah dengan alasan harga pasar mencerminkan evaluasi
pasar terhadap prestasi perusahaan saat ini dan masa yang akan datang,
mempertimbangkan kapan return diterima, jangka waktu terjadinya, risiko dari
return, dan kebijakan dividen. Adapun salah satu tujuan manajer keuangan adalah
merencanakan untuk memperoleh dan menggunakan dana untuk memaksimalkan nilai
obligasi.
1. Fungsi Utama Manajer Keuangan. Fungsi utama manajer keuangan adalah
merencanakan, memperoleh, dan menggunakan dana untuk menghasilkan kontribusi
yang maksimum terhadap operasi yang efisien dari suatu organisasi.
Manajemen
keuangan sering disebut 'Manajemen Aliran Dana', karena:
a.
Dari waktu ke waktu akan ada dana yang masuk dan
keluar dari perusahaan.
b.
Dana yang berasal dari berbagai sumber (internal dan
eksternal financing) dialokasikan untuk berbagai penggunaan.
2.
Sejarah Perkembangan Keuangan
Disiplin
ilmu manajemen keuangan mengalami perkembangan dari disiplin yang deskriptif
menjadi analisis dan teoretis. Dari yang lebih menitikberatkan dari
sudut pandang pihak luar menjadi berorientasi pengambilan keputusan bagi
manajemen.
Manfaat
Etika Bisnis dalam Bidang Keuangan
Dalam
kegiatannya untuk mencapai keuntungan maksimal atau laba maksimal, perusahaan
harus memperhatikan jumlah arus kas masuk dan arus kas keluar, dalam bidang
keuangan disajikan data untuk mengetahui keutungan yang diperoleh serta
mengetahui apakah perusahaan mampu bertahan di dalam kondisi globalisasi,
mengingat laporan keuangan perusahaan sangatlah penting bagi perusahaan.
Adapun
manfaat dari etika bisnis ini adalah sebagai berikut:
- Dapat mengetahui laporan keuangan yang disajikan transparan, kredibel, dan akuntabilitas.
- Dapat melihat keadaan perusahaan apakah berjalan dengan baik atau tidak. Untuk memberikan data kepada pihak eksternal dan internal.
- Untuk menghindari tindak korupsi, dengan adanya data keuangan dapat diketahui sumber-sumber dana yang di dapat serta aktivitas-aktivitas biaya apa saja yang dijalankan.
- Dengan adanya etika bisnis, maka perusahaan semakin dipercaya oleh pihak pemegang saham, maupun masyarakat, karena sudah menjalankan etika-etika bisnis dalam suatu tantanan yang benar.
Pengelola
perusahaan mau memberikan informasi tentang rencana penggunaan dana sehingga
penyandang dana dapat mempertimbangkan peluang return dan resiko. Rencana
penggunaan dana harus benar-benar transparan, komunikatif dan mudah
dipahami. Semua harus diatur atau ditentukan dalam perjanjian kerja sama
penyandang dana dengan alokator dana. Dari uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa dana
yang diperoleh sebuah bisnis perlu dialokasikan dengan tepat agar tidak terjadi
masalah hukum dan penurunan kinerja keuangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar