Bab 8
Manusia dan Pandangan Hidup
1. Pandangan Hidup
·
Pengertian
Pandangan Hidup
Definisi pandangan
hidup menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah konsep yang dimiliki
seseorang atau golongan dalam masyarakat yang bermaksud menanggapi dan
menerangkan segala masalah di dunia ini. Definisi lain dari pandangan hidup
adalah Falsafah. Dapat dikatakan bahwa pandangan hidup adalah arah atau tujuan
hidup seseorang yang ingin dicapai selama hidupnya. Pada hakikatnya cita-cita
pastilah suatu keinginan untuk bertansformasi atau hijrah menjadi lebih baik
sesuai keinginan kita.
Pandangan Hidup
adalah pendapat atau pertimbagan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan,
petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu hasil pemikiran manusia
berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
·
Macam
– macam sumber pandangan hidup
1. Pandangan hidup yang berasal dari agama, yaitu pandangan hidup yang
mutlak kebenarannya. Misalnya dalam agama Islam pandangan hidup seorang muslim
adalah Alquran. Berarti semua orang muslim di dunia yang beragama sama yaitu
Islam menggunakan Alquran sebagai pedoman hidup karena dinegara manapun Alquran
itu sama tidak ada yang berbeda sedikitpun.
2. Pandangan hidup yang berupa ideology, yaitu hasil pemikiran para pendiri
negara yang berisi cita-cita negara kedepan sesuai dengan karakteristik
bangsanya. Misalnya disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat
pada Negara. Contoh pedoman hidup bangsa Indonesia adalah Pancasila
sehingga setiap orang yang menjadi warga negara Indonesia wajib menggunakan
Pancasila sebagai falsafah hidupnya. Jika seseorang telah berganti jadi warga
negara lain, misalnya WN Jerman, maka Ia harus menggunakan Ideologi liberal
Jerman dalam hidupnya.
3. Pandangan berdasarkan renungan, yaitu pandangan hidup yang relatif
kebenarannya. Misalnya karena peristiwa tertentu yang membuat seseorang berubah
haluan sesuai dengan renungannya. Contohnya karena pernah tinggal di suatu
desa yang kondisinya buruk, maka seseorang mengubah pandangan hidupnya misalnya
dari ingin jadi polisi menjadi kepala desa di desa tersebut untuk membangun
desa kelahirannya.
2. Cita - cita
·
Pengertian
Cita – cita
Cita-Cita ialah
apa yang diinginkan yang mungkin dapat dicapai dengan usaha atau perjuangan. Dengan
demikian cita-cita merupakan pandangan masa depan, merupakan pandangan hidup
yang akan datang.
·
Cita
– cita saya :
Sewaktu
duduk di bangku sekolah dasar dan sekolah menengah pertama saya bercita – cita
ingin menjadi dokter dengan alasan ingin menyembuhkan penyakit papa. Tapi
sewaktu duduk di bangku sekolah menengah atas kelas 1 saya bercita – cita ingin
menjadi guru TK dengan alasan saya suka dengan anak kecil. Tetapi setelah naik
kelas 2 SMA saya pindah jurusan dari IPA ke IPS karena saya ingin kuliah di
fakultas hukum dan bercita – cita ingin menjadi pengacara. Setelah naik kelas 3
SMA saya bercita – cita ingin menjadi psikolog tetapi orang tua kurang
mendukung dan sekarang saya kuliah di fakultas ekonomi dan bercita – cita ingin kepala cabang bank
syariah.
3. Kebajikan
·
Pengertian
Kebajikan
Kebajikan atau kebaikan atau
perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan
perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama dan etika. Berbuat kebajikan adalah berbuat baik kepada sesama manusia.
·
Contoh
Kebajikan
Sebagai manusia kita tidak bisa hidup sendiri sehingga
kita hidup dengan bersosialisasi dengan orang lain. Dari sosialisasi tersebut,
kita dapat belajar mengenai berbagai karakter orang, lebih dekat dengan orang
lain, dan belajar untuk tidak egois atau mementingkan kepentingan bersama
dibandingkan kepentingan pribadi sesuai dengan Pancasila. Sehingga masyarakat
menjadi lebih tentram dan sejahtera.
·
Faktor
– faktor yang menentukan tingkah laku
Ø Faktor
pembawaan (heriditas) yang telah ditentukan pada waktu seseorang
masih dalam kandungan. Pembawaan merupakan hal yang diturunkan atau
dipusakai oleh orang tua. Tetapi mengapa mereka yang
saudara sekandung tidak memiliki pembawaan yang sarna? Hal
itu disebabkan, karena sel-sel benih yang mengandung
faktor-faktor penentu (determinan) berjumlah sangat
banyak. Pada saat konsepsi saling berkombinasi dengan cara
bermacam-macam sehingga menghasilkan anak yang
bermacam-macam juga (prinsip variasi dalam keturunan). Namun mereka
yang bersaudara memperlihatkan kecondongan kearah
rata-rata, yaitu sifat rata-rata yang dimiliki oleh mereka
yang saudara sekandung (prinsip regresi filial). Pada masa konsepsi
atau pembuahan itulah terjadi pembentukan
temperamen seseorang.
Ø Faktor
kedua yang menentukan tingkah laku seseorang adalah
Iingkungan (environment). Lingkungan yang
membentuk seseorang merupakan alam kedua
yang terjadinya setelah seorang anak lahir
(masa pembentukan seseorang waktu masih dalam
kandungan merupakan alam pertama ). Lingkungan
membentuk jiwa seseorang meliputi lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dalarn lingkungan keluarga
orang tua maupun anak -anak yang lebih tua merupakan
panutan seseorang, sehingga bila yang dianut sebagai teladan
berbuat yang baik-baik, maka si anak yang tengah membentuk diri pribadinya
akan baikjuga. Dalam lingkungan sekolah yang menjadi
panutan utama adalah guru, sementara itu ternan-ternan
sekolah ikut serta memberikan andilnya. Dalam lingkungan sekolah tokoh panutan
seorang anak sudah memiliki posisi yang
lebih luas dibandingkan dengan dalarn keluarga.
Pembentukan pribadi dalam sekolah terjadi pada masa
anak-anak atau masa sekolah.
Lingkungan ketiga adalah masyarakat, yang menjadi
panutan bagi seseorang adalah tokoh
masyarakat dengan masa setelah anak-anak menjadi dewasa
atau duduk di perguruan tinggi. Selain tokoh-tokoh
dalarn rumah tangga, sekolah dan masyarakat
yang merupakan person, kepribadian seorang anak juga
memperoleh pengaruh dari benda-benda atau peralatan dalam
lingkungaan tersebut yang merupakan non person. Karena itu dalam
pembentukan kepribadian pada umumnya anak-anak
kota lebih trampil dibandingkan dengan anak pedesaan, namun
dalam hubungan bermasyarakat lebih-lebih yang
berjenjang anak-anak dari daerah pedesaan lebih unggul.
Ø Faktor ketiga yang
menentukan tingkah laku seseorang adalah pengalaman yang khas
yang pernah diperoleh. Baik pengalaman pahit
yang sifatnya negatif, maupun pengalaman manis
yang sifatnya positif. Memberikan pada manusia suatu bekal yang selalu
dipergunakan sebagai pertimbangan sebelum seseorang mengarnbil tindakan.
Mungkin sekali bahwa berdasarkan hati nurani seseorang mau
menolong orang dalarn kesusahan, tetapi karena
pemah memperoleh pengalarnan pahit waktu
mau menolong seseorang sebelumnya, maka niat baiknya itu tertahan,
sehingga diurungkan untuk membantu. Belajar hidup dari pengalarnan inilah
yang merupakan pembentukan budaya dalam diri
seseorang.
4. Usaha / Perjuangan
·
Pengertian
Usaha /perjuangan
adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Kerja keras itu dapat dilakukan
dengan otak/ilmu maupun denan tenaga/jasmani, atau dengan kedua-duanya. Kerja
keras pada dasarnya menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia.
Untuk bekerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan, karena kemampuan terbatas
timbul perbedaan tingkat kemakmuran antara manusia satu dan manusia lainnya. Setiap
manusia harus kerja keras untuk kelanjutan hidupnya. Sebagian hidup manusia
adalah Usaha/Perjuangan. Perjuangan untuk hidup, dan ini sudah kodrat manusia.
Tanpa usaha/perjuangan, manusia tidak dapat hidup sempurna.
·
Contoh
seorang ayah untuk dapat menghidupi keluarganya , ia berusaha
dan berjuang keras mencari nafkah agar kebutuhannya dapat terpenuhi.
5. Keyakinan / Kepercayaan
·
Pengertian
Keyakinan/kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup
berasal dari akal atau kekuaasaan Tuhan.
·
3
Aliran filsafat
·
Aliran naturalisme; hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang
merupakan kekuatan tertinggi. Misalnya
kekuatan gaib itu dari nature, dan itu dari Tuhan. Tetapi yang tidak percaya
pada Tuhan, nature itulah yang tertinggi. Aliran naturalisme berisikan spekulasi
mungkin ada Tuhan mungkin juga tidak ada
·
Aliran intelektualisme; dasar aliran ini adalah
logika/akal. Misalnya manusia
mengutamakan akal. Dengan akal manusia berpikir, mana yang benar menurut akal
itulah yang baik, walaupun bertentangan dengan kekuatan hati nurani. Manusia
yakin bahwa dengan kekuatan piker (akal) kebajikan itu dapat dicapai dengan
sukses. Dengan akal diciptakan teknologi, teknologi adalah alat Bantu mencapai
kebajikan yang maksimal, walaupun mungkin teknologi memberi akibat yang bertentangan
dengan akal. Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka
keyakinan manusia itu bermula dari akal. Jadi pandangan hidup ini dilandasi
oleh keyakinan kebenaran yang diterima akal.Benar menurut akal itulah yang
baik. Manusia yakin bahwa kebajikan hanya dapat diperoleh dengan akal (ilmu dan
teknologi). Pandangan hidup ini disebut liberalisme. Kebebasan akal menimbulkan
kebebasan bertingkah laku dan berbuat, walaupun tingkah lakudan perbuatannya
itu bertentangan dengan hati nurani. Kebebasan akal lebih ditekankan pada
setiap individu. Karena itu individu yang berakal (berilmu dan berteknologi)
dapat menguasai individu yang berpikir rendah (bodoh)
·
Aliran gabungan. Dasar aliran ini idalah kekuatan gaib dan juga akal. Misalnya kekuatan gaib artinya kekuatan
yang berasal dari Tuhan, percaya adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan.
Sedangkan akal adalah dasar kebudayaan, yang menentukan benar tidaknya sesuatu.
Segala sesuatu dinilai dengan akal, baik sebagai logika berpikir maupun sebagai
rasa (hati nurani). Jadi apa yang benar menurut logika berpikir juga dapat
diterima oleh hati nurani. Apabial aliran ini dihubungkan dengan pandangan
hidup, maka akan timbil dua kemungkinan pandangan hidup. Apabila keyakinan
lebih berat didasarkan pada logika berpikir, sedangkan hati nurani
dinomorduakan, kekuatan gaib dari Tuhan diakui adanya tetapi tidak menentukan,
dan logika berpikir tidak ditekankan pada logika berpikir individu, melainkan
logika berpikir kolektif (masyarakat), pandangan hidup ini disebut sosialisme.
Apabila dasar keyakinan itu kekuatan gaib dari Tuhan dan akal, kedua-duanya
mendasari keyakinan secara berimbang, akan dalam arti baik sebagia logika
berpikir maupun sebagai daya rasa (hati nurani), logika berpikir baik secara
individual maupun secara kolektif panangan hidup ini disebut
sosialisme-religius. Kebajikan yang dikehendaki adalah kebajikan menurut logika
berpikir dan dapat diterima oleh hati nurani, semuanya itu berkat karunia
Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar