Hari adalah hari yang sangat mungkin melelahkan,
menyebalkan dan penuh kesabaran. Kenapa? Aku jelaskan berdasarkan point – point
dibawah ini.
1.
Hari ini ke kampus D Gunadarma yang di
depok harus janjian di stasiun dibekasi padahal saya tinggal di Jakarta Pondok
Bambu, jadi bolak – balik.
2.
Kami ke kampus D berlima, tetapi satu orang
mau janjian di kampus D nya langsung. Dia bersama temannya kemudian ngambek
gara – gara kami berempat jalan duluan dan daftar duluan. Kenapa? Soalnya dia
jalan lelet banget sedangkan kami mengejar waktu. Padahal dia juga bersama
temannya kok.
3.
Harus turun di Stasiun Tebet karena ada
satu teman tertinggal di Stasiun Manggarai karena pintu kereta cepat tertutup. Tetapi
biasanya itu lama. Sebenarnya ini hal terlucu sih karena ekspresinya lucu
banget hahaha.
4.
Tidak kedapatan angkutan umum di Stasiun
Buaran sekitar 30 menit akhirnya naik taksi.
5.
Terjebak macet karena lampu merah yang
sangat lama jadi biaya taksi mahal tiada menyisakan uang untuk ditabung.
Ada apa sih dengan hari ini? Penasaran dengan
ceritanya? Yuk mari baca ini, saya akan ceritakan mulai dari point pertama
sampai selesai.
Hari ini saya ke kampus D Universitas Gunadarma di
Depok. Saya kesana bersama teman teman kelas sekarang. Ada Elva, Fani, Tika dan
Novi. Awalnya kita janjian di stasiun Buaran. Karena naik dari masing masing
stasiun yang terdekat dengan rumah. Tetapi gak jadi karena Elva gak tau jalan
dan belum pernah sama sekali naik kereta. Akhirnya, kita janjian di depan BCP
(Bekasi Cyber Park). Nah disitu Tika udah sampe duluan tetapi Tika gak mau
nungguin, karena gak ada kami bertiga dia langsung ke Stasiun Bekasi. Enggak lama
kemudian Elva sampe. Nah jadi lah kesel - keselan disitu tapi sebentar aja sih.
Terus sampai di Stasiun Bekasi, Fani sudah menunggu. Yauda kita langsung beli
tiket dan menunggu kereta. Di kereta kita gak dapat tempat duduk. Ya berdiri
dari Stasiun Bekasi sampai Stasiun Manggarai itu melelahkan.
Sampai di Stasiun Manggarai, kita harus menyebrang ke
jalur 6, karena tujuan Depok ada di jalur itu. Tetapi kita agak terhambat
menyebrang karena ada kereta yang akan jalan, jadi kita menunggu kereta itu
jalan. Setelah kereta itu jalan, kita jalan cepat ke jalur 6. Karena takut
ketinggalan kereta. Kita sangka kereta di jalur 6 masih akan menunggu, tetapi
sangkaan kita salah. Tidak seperti biasanya ternyata. Saya naik pertama, kedua
Elva itu pun pergelangannya sudah terjepit pintu kereta, ketiga Fani yang hampir
terjepit pintu kereta, dan setelah Tika mau naik pintu sudah tertutup dan gak terbuka
lagi. Akhirnya, kita bertiga terpisah dengan Tika yang seorang diri.
Ekspresinya Tika lucu banget. Dia malah ketuk – ketuk pintu kereta minta bukain
sama kita. Padahal pintu kereta itu otomatis. Sepanjang jalan kami tertawa.
Karena kami gak enak dengan Tika, kami turun di Stasiun Tebet dan menunggu
kereta yang selanjutnya agar bersama dengan Tika. Alhamdulillah dari Stasiun
Tebet sampai Stasiun Pondok Cina kami dapat tempat duduk.
Novi langsung ke Depok bersama teman – temannya yang
kita gak kenal. Kita bertemu di Stasiun Pondok Cina. Saya, Elva, Tika, dan Fani
sudah jalan cepat karena mengejar waktu, sedangkan Novi jalan lama banget itu
yang saya gak suka, lalu dia marah karena dia berpikiran kalau kita
meninggalkan dia. Lagian juga dia udah gede kok, dia juga sama temen –
temennya. Akhirnya, kami daftar berkelompok. Sudah tidak peduli dengan Novi,
masa bodohlah.
Setelah daftar, kami pulang dan saya turun di Stasiun
Buaran. Hari ini angkutan umum k22 jarang dan sekalinya ada penuh. Saya menunggu
sekitar 30 menit dan belum juga naik – naik angkot. Saya mengalah dari orang –
orang yang sedang menunggu juga. 3 kali angkot lewat selalu penuh. Akhirnya
saya naik taksi. Biasanya naik taksi dari Buaran Plaza mungkin menghabiskan
uang 30.000 an. Tetapi tadi saya sampai 50.000 an. Karena macet lampu merah
yang gak seperti biasanya. Padahal sekarang ini hari Rabu kenapa macet seperti
itu. Akhirnya saya gak ada menyisakan uang. Sedih sekali rasanya.
Ya mungkin saja hari ini kesabaran saya sedang di test
oleh Allah SWT. Saya hanya bertawakal diberi kelancaran. Semuanya kembali lagi
kepada Allah SWT. Dari pengalaman saya yang ini ada hikmah dan maknanya. Tidak benar
kalo semua ini sia – sia. Ingatlah terus kepada Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar