Dua
hari yang lalu saya mengikuti test tertulis Asisten Laboratorium Manajemen
Dasar Universitas Gunadarma di kampus E
Kelapa Dua. Saya berangkat dari rumah jam 7 pas. Karena saya tidak bisa
mengendarai motor jadi saya pergi ke kelapa dua naik kereta. Dari rumah, saya
naik angkot sesampai di Stasiun Buaran sekitar jam 8 kurang 15 menit. Setelah membeli
karcis kereta, saya mengantri menunggu kereta. Saya naik kereta yang ketiga
karena dari Bekasi sudah penuh, berhimpit – himpitan sampai ada yang kejepit,
itu menyeramkan. Apa yang ada dipikiran orang – orang itu? Sudah penuh tetapi
tetap saja di paksakan untuk menaiki kereta itu. Kenapa enggak naik kereta yang
selanjutnya?
Saat
sedang menunggu kereta, saya mendengar dari orang yang berada depan saya, kalau
ada anak kecil yang tertabrak kereta di daerah Cakung dan semua penumpang turun
dari kereta. Keberangkatan kami pun agak tertunda. Kereta pertama datang dan
semua orang itu mulai berebutan untuk naik. Saya mengalah naik karena sudah
penuh. Saya pun menunggu kereta yang berikutnya. Setelah kereta yang kedua
datang, orang – orang yang baru datang itu pun berebutan naik, saya dengan
wanita yang berada di sebelah kanan saya saling memandang heran dan tertawa.
Akhirnya saya menunggu lagi dan waktu pun sudah mulai mepet sekitar jam
setengah 9, saya mulai panik, takut tidak dapat mengikuti test tersebut. Saya bertawakal
dan berdoa, “kalau ini benar jalan hamba maka tunjukkanlah, kalau ini bukan
jalan hamba maka hentikanlah”. Kereta ketiga pun datang, pintu kereta terbuka
dan ternyata masih ada sela untuk saya masuk. Di dalam kereta sangat panas
karena banyak orang. AC di kereta pun tak terasa. Saya benar – benar terjepit. Ini
pengalaman pertama saya naik kereta di pagi hari.
Waktu
sudah menunjukkan pukul 9 kurang 10 menit, saya baru sampai di Manggarai,
transit kereta yang ke arah Bogor. Alhamdulillah ternyata tidak terlalu ramai
yang ke arah Bogor. Tetapi ya tetap saja saya tidak dapat tempat duduk. Sampai
di Stasiun Pondok Cina itu sudah sekitar jam 9 lewat 22, sedangkan saya
mengikuti test tertulis Asisten Laboratorium Manajemen Dasar jam 9:30. Saya pun
terburu – buru. Naik angkot lagi sampai
Kampus E Kelapa Dua. Sesampai di kampus E sudah sekitar jam 9:33. Saya sudah
hopeless karena saya berpikir sudah tidak mungkin lagi mengikuti test tersebut.
Tapi saya mencoba ke atas lantai 3 diruang 1. Alhamdulillah saya masih
diperbolehkan masuk dan mengikuti test karena belum di mulai. Setelah saya
mencari tempat duduk, saya melihat ternyata ada teman sekelas saya, Vindy. Kami
berdua sama-sama kaget. Karena tidak saling memberi tahu satu sama lain. Dikelas
saya, tidak ada yang mengetahui saya mengikuti test begitu pula Vindy.
Waktu
test pun dimulai, terdapat Word 10 soal, Excel 10 soal, Bahasa Inggris 10 soal,
Logika 10 soal, Statistika 1 ada 20 soal, Matematika 1 dan 2 juga ada 20 soal. Saya
duduk ditempat yang pas di bawah AC. Saya kedinginan tangan sudah terasa kaku. Saya
tidak yakin lolos karena saya tidak dapat menjawab soal dengan sempurna. Selesai
test saya dan Vindy saling menjaga rahasia jangan sampai ada yang tahu kalau
kami mengikut test Asisten Laboratorium Manajemen Dasar. Hasilnya nanti akan
diumumkan lewat sms. Saya sudah hopeless duluan jadi saya hanya berpikir kalau
lolos ya Alhamdulillah, kalau tidak lolos ya tidak apa apa, tidak menjadi
masalah buat saya. Kegagalan adalah jalan untuk meraih kesuksesan. Semuanya saya
serahkan kepada Allah SWT. Apa yang akan terjadi beberapa tahun lagi, beberapa
bulan, beberapa minggu, hari, jam, menit hingga detik itu hanya Allah SWT yang
mengetahui. Di balik apa yang kita alami pasti selalu ada hikmahnya dan
maknanya. Saya selalu menjadikan pengalaman sebagai pelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar